Sabtu, 29 Mei 2010

FF Rain In Your Eyes Part 3

Hi readers setiaku!!!!!!!!!!!!!!
*readers: ngga tuh*
yow...
say F A N to the Fic
lalalalala~!!
mianhae postnya lama, lg bnyak pr yg numpuk nih...
kekekeke...

Langsung aja dech....

Rain In Your Eyes 


Cast:
Song Seul Rin
Key SHINee
Minho SHINee
Taeyeon SNSD
Im Seul Ra


“Oh, sebenarnya dia…”

TING… TONG…

            Suara bel tanda istirahat memotong ucapan Seulrin. “baiklah anak-anak, kumpul tugas kalian!” kata Miss. Park seraya berdiri mengumpul tugas para murid.

            “Seulrin!” panggil Minho. “Minho! Kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau mau pindah kesini?” Seulrin mengejutkan Minho dengan menghujamkan pertanyaan dengan tiba-tiba. “a, a… kalau aku mengatakannya padamu nanti tidak akan menjadi surprise-kan? Ayo temani aku keliling sekolah!” Minho mengalihkan arah pembicaraan. “aish! Kenapa kau tidak minta ditemani ketua kelas?” Tanya Seulrin menolak. “hm… aku mau kau yang menemaniku!” Minho tersenyum. “hh.. baiklah” akhirnya Seulrin mengiyakan ajakan Minho.


            Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang memerhatikan mereka lekat. Sepasang mata yang tajam, tatapan mata yang penuh Tanya. “Ketua kelas!” seseorang memanggil orang itu. “hm?” tatapan matanya berpindah pada orang yg memanggilnya. “kau dipanggil Miss. Park!” kata orang yang memanggilnya. “baiklah”

            “kenapa ke UKS?” Tanya Minho. “aku ingin mengenalkanmu pada seseorang!” Seulrin tersenyum tipis. “Siapa?”

“kau akan tahu nanti.” Seulrin membuka pintu UKS. “annyeong!” Seulrin menyapa Taeyeon. “annyeong” balas Taeyeon dari dalam UKS. “Onnie, aku ingin mengenalkan seseorang padamu” Seulrin berjalan kearah Taeyeon diikuti Minho dibelakangnya. “siapa?” Tanya Taeyeon. “sepupuku. Namanya Minho. Choi Minho. Dia pindahan dari Jepang.” Seulrin tersenyum sambil menarik tangan Minho.


            “Minho, ini Taeyeon Onnie, dia penjaga UKS sekaligus kakak dari ketua kelas kita, Key!” Seulrin memperkenalkan Taeyeon pada Minho. “oh… annyeong, senang bertemu denganmu.” Minho tersenyum seraya mengulurkan tangannya. “senang bertemu denganmu juga!” Taeyeon menjabat tangan Minho.

            “Seulrin, aku lapar… ke kantin yuk!” ajak Minho. “baiklah…”


 Di kantin Seulrin yang sedang menunggu Minho melihat Key      . ia ingat, ia belummengenalkan Key pada Minho. “Key…” suara Seulrin tiba-tiba melemah saat seorang gadis datang menghampiri Key. ‘siapa gadis itu? Apa hubungannyadengan Key? Kenapa dia begitu akrab dengan Key?’ semua pertanyaan itu melayang-layang dalam pikiran Seulrin. “kau sedang melihat apa?” Minho mengagetkan Seulrin. “a… aniyo

            “Key tolong aku ya!” pinta seorang gadis pada Key. “ne, akan kucoba…” Key memalingkan wajahnya dari Seulra. Ya, nama gadis itu adalah Seulra. Ia adalah salah satu teman akrab Key.


            Mata Key menangkap keberadaan seorang gadis. Gadis itu berdiri di depan pintu kantin, tatapan gadis itu kosong. Key menatap gadis itu lekat “kau sedang melihat apa?” seseorang menghampiri gadis itu. ‘sebenarnya apa hubungan mereka?’ pertanyaan itu kembali menghampiri pikiran Key. “aish! Apa yang kupikirkan?’ Key menggelengkan kepalanya. “Key, kau kenapa?” Tanya Seulra bingung dengan gelagat Key. “aniyo…” Key tersenyum masam.

            mianhae Onnie” Seulrin membungkukkan badannya di depan Taeyeon, tepat dua hari setelah ia melihat Key bersama gadis dari kelas sebelah di kantin. “ne, gwencanayeo…” Taeyeon tersenyum. “aa… mianhae Onnie, aku tak bisa menemani Onnie ke toko buku besok. Aku lupa kalo besok aku ada jadwal check kesehatan rutin” kata Seulrin lagi seraya memegang tangan Taeyeon. “ne, sudah Onnie bilang taka pa bukan? Tenanglah…” kata Taeyeon tersenyum manid berusaha menenangkan Seulrin.


            Tanpa disadari keduanya ada seseorang yang mencuri dengar semua pembicaraan mereka.

            Seulrin berjalan menuju gerbang sekolah bersama Minho. Mereka menuju rumah sakit. Memang diantara mereka tak ada yang sakit tapi, akibat kecelakaan yang dialami Seulrin sepuluh tahun lalu membuat kakeknya mewajibkannya check kesehatan rutin 2 bulan sekali. “Minho, tunggu aku!” Seulrin berusaha mempercepat langkahnya. “jalanmu terlalu cepat tahu!” gerutu Seulrin sambil berusaha mensejajarkan langkahnya dengn Minho. “kalo tidak cepat kita akan terlambat!” kata Minho sambil menarik tangan Seulrin.


            Dari lantai 3 gedung sekolah mereka, seseorang telah menatap mereka lekat. Tatapan yang tajam namun penuh dengan kekecewaan.

            Seulrin berjalan gontai di koridor sekolah. Ia mengingat hal yang baru saja ia alami. Kejadian yang membuat hatinya terkoyak-koyak. “Kau boleh membohongiku tapi, kenapa Taeyeon noona ikut kau bohongi?” Seulrin mengingat perkataan Key tadi. Kata-kata yang membuat Seulrin bagaikan onggokan sampah di pinggir jalan.


            Disisi lain Key sedang duduk dipinggir lapangan sekolah. Ia mengingat ucapannya tadi, ia tahu hal itu akan merusak hubungannya dengan Seulrin. “ah… aku tak peduli! Bukannya dia yang membohongi Taeyeon Noona. Katanya pergi ke rumah sakit tapi, malah pergi dengan murid baru itu!” gerutunya sambil menggelengkan kepalanya. Sepertinya Key kesal akan kedekatan Seulrin dengan Minho.

            Beberapa minggu berlalu hubungan Seulrin dengan Key tak membaik. Key selalu menghindar jika ia bertemu dengan Seulrin. Sedangkan Seulrin, ia hanya bisa pasrah dengan perubahan sikap Key padanya.

Jam olahraga di kelas 1-2. Murid perempuan bermain voli, sedangkan murid prianya bermain basket. “eh, liat deh! Udah tahu hujan tuh cewek-cewek Cuma ngiup di bawah pohon!” seseorang menepuk pundak Key. Key hanya menoleh kearah yang dituju temannya. Seketika matanya tertuju pada seorang gadis yang berdiri dibawah salah satu pohon.


            Seulrin terpaku menatap pria yang berdiri di depannya itu. “pegang ini!” kata pria itu seraya menarik tangan Seulrin, memaksanya untuk menggenggam payung berwarna silver itu. “kalo kamu memang benci hujan, jangan main hujan lagi” kata pria itu lagi sambil berlari menuju gedung olahraga. “Key!” panggil Seulrin. Key menghentikan larinya. “hari Minggu ini temui aku di Namsan Seoul Tower, kumohon…” kata Seulrin lagi tapi, apa daya Key hanya diam mendengarnya dan melanjutkan langkahnya sambil menutupi kepalanya dengan tangan agar terlingung dari guyuran hujan. “aku memang tak suka hujan, tapi jika hujan bisa membuatmu kembali seperti dulu lagi, diterpa hujan sederas apapun aku rela…”kata Seulrin lirih sambil memandangi punggung Key yang pergi menjauh darinya.

Hari Minggu, Namsan Seoul Tower…

Seulrin berdiri tepat di depan sebuah tangga yang biasa disebut Sam Soon Stairway. Ia mengenakan kaos hitam yang ditengahnya bergambar seekor kucing yang sedang duduk dan sebuah rok berenda warna putih yang lebih pendek dari lututnya. Sesekali ia melihat jam yang bertengger manis di tangan kirinya.

Beberapa jam berlalu cuaca yang tadinya cerah mulai berubah menjadi mendung dan daerah Namsan Seoul Tower mulai sepi. Orang-orang mulai pulang karena tak ingin diguyur hujan. Tapi, Seulrin berbeda dengan orang-orang itu, ia tetap menunggu kedatangan Key, pria yang beberapa minggu terakhir ini sangat ia rindukan. Tanpa terasa hujan sudah mengguyur kota Seoul dengan deras. Seulrin masih senantiasa menunggu kedatangan Key ditengah guyuran hujan.


“Seulrin” seseorang memayungi Seulrin. “Minho?” Seulrin terkaget melihat sepupunya itu. “kita pulang ya?” ajak Minho dengan wajah cemas. “tidak” tolak Seulrin. “aish! Percuma saja kau menunggunya! Key tidak akan datang!” bentak Minho. “tidak, kuyakin dia pasti datang!” bantah Seulrin. “terserah kau!” Minho berjalan pergi meninggalkan Seulrin sendiri.

Minho berjalan menuju gedung olahraga sekolahnya. Ia yakin Key pasti ada disana. Setiap hari Minggu anggota klub basket sekolah berkumpul digedung olahraga untuk melakukan pesta kecil-kecilan, dan Key sebagai salah satu anggota klub basket pasti akan berkumpul. Sebelum langkahnya sampai di gedung olahraga, Minho melihat Key sedang berjalan di koridor sekolah. Ia pun berjalan menuju ke arah Key dan…

BRUUUK…


            Minho berhasil memukul pipi kiri Key. “ya! Kau tak ada hati ya? Kau tahukan Seulrin benci hujan karena kecelakaan itu? Lalu, kenapa kau tega membiarkannya menunggumu ditengah hujan sederas ini, hah?” kata Minho emosi. Key yang mendengarnya hanya bisa diam seribu bahasa sambil memegangi salah satu sudut bibirnya yang berdarah.

Seulrin berdiri terpaku melihat sesosok pria yang sangat ia nantikan kedatangannya. “Key?” lirih Seulrin. “aku yakin kau pasti datang…” Seulrin tersenyum tipis. “Bodoh! Kenapa kau mau menunggu orang sepertiku di tengah hujan sederas ini, hah?” teriak Key. Suaranya tercampur dengan suara hujan yang membasahi tubuhnya dan Seulrin. Seulrin hanya tersenyum mendengarnya. “menurutmu, aku mau menunggu orang ditengah hujan sederas ini?” Tanya Seulrin lirih. “aku mau menunggu ditengah hujan seperti ini  karena orang yang kutunggu adalah kau. Bukan orang lain” kata Seulrin lagi seraya meneteskan air matanya. “saranghae…” Seulrin berkata disela-sela tangisnya.

Key menarik tubuh Seulrin ke dalam  pelukannya. “nado saranghae Song Seulrin” kata Key seraya mengecup kening Seulrin. Seulrin hanya bisa terkejut mendengar ucapan Key. Ia hanya bisa tersenyum dalam tangisnya dan membalas pelukan Key.


Seseorang tersenyum miris melihat drama singkat yang baru saja ia tonton. “semoga kau bahagia Seulrin…” Minho tersenyum paksa sembari berjalan menuju mobilnya.

Setahun kemudian…

Seulrin tersenyum menatap Key yang berdiri di hadapannya. Kini Seulrin telah berubah, ia sudah bisa tersenyum manis saat hujan turun. Di saat hujan yang dulu sangat dibencinya. Hujan yang sudah merenggut kebahagiaan dan kedua orang tuanya. Sekarang ia dapat berbagi kesedihan dan keperihan yang ia rasakan saat hujan turun dengan orang yang ia cintai, Key.


Sedangkan Minho, sepertinya ia sudah berpacaran dengan Seulra. Gadis yang dilihat Seulrin di kantin. Gadis yang terlihat sangat akrab dengan Key. Rupanya saat itu ia minta tolong pada Key untuk mengenalkannya pada Minho. “ayo, Key! Kita pulang…” Seulrin menarik lengan Key. “Minho! Apa kau blum mau pulang?” Tanya Key saat melihat Minho masih duduk di pendopo sekolah. “tidak, aku harus menunggu Seulra…” jawab Minho. “ok. Kami duluan ya…” Seulrin melambaikan tangannya pada Minho. 
 Di saat hujan turun, luapkanlah semua kesedihanmu. Biarkanlah hujan turun membawanya ke masa depan yang cerah.

THE END 






Yeyeyeye...
akhirnya tamat juga ni FF gaje....
*lega*
nah untuk sementara ni aq blum bsa posting FF di ni blog...
soalnya minggu depan aq dah mulai ujian!! *stress*
doain ya supaya nilaiku bagus-bagus... ^o^

1 komentar: